TAGANA tidak akan pernah lupa dengan tugasnya sebagai satuan tugas khusus dalam penanggulangan bencana, walupun siang ataupun malam tidak pernah ada beda dalam membantu sesama dengan tujuan mengabdi kepada bangsa dan negara yang berlandaskan PANCASILA. Majulah terus saudara-saudaraku dan kobarkan api semangatmu.......!!!
Sabtu, 23 Oktober 2010
Merapi Kian Berbahaya, Monyet Mulai Turun Gunung
Kondisi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Jateng hingga Sabtu dilaporkan semakin membahayakan. Hal itu ditandai dengan aktivitas vulkanik yang meningkat tajam, baik seismik maupun deformasi atau percepatan pertumbuhan kubah. Selain itu juga terjadi erupsi yang tidak lazim. Ratusan kera juga sudah mulai turun ke sejumlah desa di lereng gunung paling aktif di Indonesia tersebut .
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Drs Subandrio MSi, kondisi Merapi berubah sangat cepat dan menuju kritis letusan. Meski aktivitas gunung itu meningkat tajam, perubahan tersebut tidak disertai gejala yang tampak di permukaan.
Disebutkan , gejala yang muncul saat ini mirip dengan tanda-tanda saat Merapi akan mengalami erupsi pada 1997. Frekuensi kegempaan meningkat. Gempa vulkanik dalam terjadi sampai 50 kali perhari, sedangkan gempa multiphase 479 kali. Energi gempa semakin kuat,sehingga getarannya dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Pihak BPPTK juga mengimbau agar pemerintah daerah yang memiliki wilayah di kawasan Merapi perlu mengambil berbagai langkah antisipatif terhadap ancaman letusan. Antara lain, terus mengintensifkan kesiapan evakuasi dan keperluan lain dalam upaya penyelamatan warga.
BPPTK Yogyakarta juga melarang warga melakukan aktivitas di 11 sungai di tiga kabupaten yang berhulu di Gunung Merapi. Larangan itu mulai berlaku Jumat (22/10) pukul 18.00 berbarengan dengan peningkatan status Merapi dari waspada menjadi siaga.
Meski kondisi Merapi semakin kritis ,tetapipendudukyang tinggal di daerah rawan bencana hingga kini masih tetap nekat bertahan di desa sambil melakukan aktivitas seperti biasanya Warga sepertinya tidak terpengaruh oleh peringatan yang dikeluarkan pihak BPPTK Yogyakarta .
Bahkan aktivitas penambangan pasir juga masih terus berlangsung . Aktivitas penambang di Desa Keningar dan Mangunsoko (Kecamatan Dukun), serta Desa Mranggen dan Desa Kemiren (Kecamatan Srumbung)Kabupaten magelang juga masih berlangsung. Sejumlah truk hilir mudik membawa pasir. Demikian pula penambangan di Kali Gendol. Ratusan truk menyusuri sungai kering untuk mencari lokasi yang pas untuk mengeruk pasir .
Sementara itu ratusan kera dilaporkan juga mulai menyerbu sejumlah desa di lereng Merapi dengan semakin meningkatnya kondisi Merapi.
Sumber: Semarang (Pos Kota)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar